“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”

Senin, 04 Oktober 2010

Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya darikebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas daripenderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia.

Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu sering memberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak,aku tidak lapar" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA


Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekiat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping saya
dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : "Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA


Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja." Ibu tersenyum dan berkata
:"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang
dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata: "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT


Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah
kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : "Saya tidak butuh cinta" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA


Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim
balik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM


Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian
memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH

Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang
ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "angan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" ----------KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN.


Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.

Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa
tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu ! " Coba
dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untuk berbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah
bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan
kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah yang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" di kemudian hari.

Islam: Kemarin, Kini dan Esok


RINCIAN BAHASAN
   Islam adalah ajaran / risalah yang Allah turunkan melalui Rasul-Nya sebagai diin yang paling sempurna bagi semesta alam (QS. 5:3). Allah telah memenangkan Islam atas ajaran-ajaran yang lain, kemenangan itu semuanya milik Islam sebagaimana telah Allah janjikan (QS.37:173).
   Sebagai umat Islam, kita harus tetap optimis, bahwa janji Allah itu akan datang, membangkitkan dan memenangkan Islam walau mungkin membutuhkan waktu yang panjang. Optimisme yang dibutuhkan tentunya tidak lantas melahirkan kepastian, akan tetapi harus diiringi dengan upaya dan usaha yang dilandasi oleh iman. Dengan kata lain iman dan amal sholeh adalah dua kunci untuk meraih dan mempertahankan kemenangan Islam.

Kondisi Kemarin
   Islam telah mengalami puncak kegemilangan dari masa Rasulullah SAW hingga masa-masa kekhalifahan, yang sampai kini belum lagi terulang. "Sebaik-baik umatku adalah pada abadku ini, kemudian yang sesudahnya dan yang sesudahnya. Kemudian sesudah mereka muncul suatu kaum yang memberi kesaksian tetapi tidak bisa dipercaya kesaksiannya. Mereka berkhianat dan tidak dapat diamanati. Mereka bernazar (berjanji) tetapi tidak dapat menepatinya dan mereka tampak gemuk-gemuk.." (HR. Tirmizi). Islam adalah pusat peradaban dunia, dalam ilmu dan pendidikan, pemerintahan dan keadilan, akhlak dan keagungan. Semua ini terjadi ketika umat berjalan bersama islam. Tetapi ketika Islam sudah mulai ditinggalkan oleh manusia, yang terjadi adalah potret kehidupan Islam di masa kini.

Kondisi Kini
   Banyak hal yang dapat digambarkan tentang umat Islam di masa sekarang, yang selalu dicirikan dengan keadaan tidak berdaya. Dalam sebuah hadits dikatakan: "Akan datang suatu masa, di mana kalian seperti makanan yang diperebutkan. Sahabat bertanya : 'Apakah jumlah kita pada masa itu sedikit, ya Rasulullah ?', Rasulullah menjawab : Tidak, melainkan jumlah kalian banyak, tetapi kalian laksana buih di lautan" (banyak tapi tidak berdaya). Misalnya saja dengan potret umat di belahan dunia ketiga yang diwarnai kemiskinan dan kebodohan, sementara itu penindasan dan penganiayaan terus dialami oleh sebagian yang lain (misalnya : Bosnia, Palestina, Chechnya, Sudan, Kashmir, dll).

Esok
   Masalah kebangkitan Islam kini menjadi tema menarik, yang kerap dibicarakan, karena kebangkitan itu sesuatu yang sudah dinyatakan oleh Rasulullah SAW : "Kenabuian ini akan berjalan di tengah-tengah kamu sampai masa yang dikehendaki oleh Allah, kemudian diangkat-Nya kapan Ia kehendaki. Kemudian akan menyusul masa khalifah yang akan berdiri di atas manhaj nubuwah (sistem pemerintahan yang masih murni seperti di jaman Rasulullah), pemerintahan yang murni itu berpegang teguh kepada Islam, yang demikian itu sampai masa yang dikehendaki Allah, kemudian diangkat-Nya jika Ia kehendaki. Kemudian setelah masa itu ada raja yang zalim (diktator) sampai masa yang dikehendaki. Kemudian muncul khalifah yang berdiri di atas manhaj nubuwah." Kemudian Rasulullah SAW diam. Disebutkan oleh Huzaifah, marfu' dan diriwayatkan oleh al-Iraqi dari jalan Ahmad, ia berkata : Ini hadits shahih.
   Optimisme tersebut semakin besar ketika tanda-tanda kebangkitan itu sendiri mulai tampak, misalnya :
· Adanya kesadaran kaum muslimin untuk kembali kepada Islam  
· Tersebar dan semakin banyak buku-buku dan kaset Islam  
· Islamic Centre dan organisasi Islam mulai bermunculan  
· Maraknya mesjid dengan aktivitas keislamannya  
· Semangat jihad sudah mulai berkobar di berbagai negeri  

Faktor-faktor Kebangkitan Islam
· Janji Allah SWT dalam al-Qur'an dan Hadits (5:54, 9:32-33, 58:21, 10:37, 15:9). "Agama ini akan sampai sejauh sampainya malam dan siang dan tidak ada di rumah penjuru bumi ini kecuali Allah masukkan agama ini ke dalamnya dengan memuliakan yang mulia dan menghinakan yang hina, suatu kemuliaan di mana Allah memuliakan Islam dan menghinakan (merendahkan) kekafiran selain Islam dengan Islam ."(HR. Ahmad).  
· Islam sebagai diin yang sesuai dengan fitrah manusia (mempunyai konsep tauhid yang lurus dan benar (17:44; 20:124; 30:30; 40:51)). Islam memperhatikan keseimbangan antara jasad, akal, dan ruh. Mengabaikan salah satu unsur dari ketiga unsur tersebut berarti mengabaikan manusia itu sendiri yang berakibat pada kehancuran peradaban manusia, seperti yang terjadi pada peradaban Barat dari jaman dulu sampai sekarang.  
· Keunggulan yang dimiliki ajaran Islam yang syamil (meliputi seluruh konsep dan nilai kehidupan) dan shahih.  
· Memiliki SDM yang banyak (1/5 penduduk dunia adalah muslim).  
· Sumber daya alam potensial kebanyakan terdapat di negara-negara Islam.  
· Ideologi lain yang sudah mulai runtuh.  

Harus Sabar


RINCIAN BAHASAN

Pengertian Sabar

   Ditinjau dari segi bahasa sabar berarti menahan, mencegah diri atau mengekang. Dalam QS.18:28, sabar berarti "Tahanlah dirimu bersama mereka ". Secara istilah sabar berarti " Menahan diri atas segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridho Allah SWT" (QS.13:22).
   Istilah lain tentang sabar antara lain:
1.Bila berupa musibah disebut dengan shabar. Lawan katanya adalah keluhan (Jaza'), kecemasan atau kegelisahan (lihat akhir QS.14:21).  
2.Bila menahan amarah disebut halim atau bijaksana. Lawan katanya menggerutu.  
3.Sabar dengan rezeki sedikit disebut qona'ah atau rela dan puas. Lawan katanya adalah rakus.  
4.Sabar dalam menahan syahwat perut dan seksual disebut iffah atau kehormatan dan martabat diri.  
   
   Menurut Imam Al-Ghazali sabar adalah sabar terhadap musibah yang tidak dapat dihindarkan atau tidak mampu berupaya menyelamatkan diri. Tapi bila seseorang mampu menghindarkan diri, menolak atau melawannya, maka dalam hal ini sabar tidak diperbolehkan.
   Sabar yang terpuji ialah jika dilakukan pada saat yang tepat. Sedangkan bila terlambat tidak akan berharga atau bermanfaat (QS.14:21, 54: 14-16). Sabar yang terpuji juga motivasinya karena Allah SWT, bukan untuk memperoleh pujian atau tanda jasa dari manusia.

Macam-macam Sabar

   A. Sabar menurut sasarannya terbagi dua, yaitu:
1.Fisik, yaitu menahan penderitaan badan (misalnya sakit yang berat atau luka parah ).  
2.Mental atau nafsu, yaitu dalam menghadapi tuntutan adat kebiasaan atau dorongan syahwat.  

   B. Dalam Al-quran, terdapat banyak aspek kesabaran yang dirangkum menjadi dua, yaitu menahan diri terhadap yang disukai dan menanggung hal-hal yang tidak disukai.    
   
   Rinciannya adalah sbb :
1.Sabar terhadap petaka dunia, seperti bencana alam dan tantangan jaman. Yang demikian akan dialami oleh semua manusia, orang baik atau jahat, beriman atau kafir (QS.2:155-157).  
2.Sabar terhadap gejolak nafsu :  
·Menyangkut kesenangan hidup (QS.21:35,89:15-16,64:15,63:9,3:14-15)  
·Menahan dorongan nafsu seksual (QS.12,4:25)  
·Menahan marah dan dendam (QS.16:126)  
3.Sabar dalam ketaatan kepada Allah, yaitu :  
·Sabar sebelum ketaatan, yaitu denagn melurus niat dengan melawan riya dan penyimpangan lainnya (QS.98:5)  
·Sabar pada saat bekerja yaitu dengan tidak melalaikan Allah dan tidak malas (QS.29:58-59).  
·Sabar setelah selesai pekerjaan, yaitu dengan tidak merasa bangga karena riya dan mencari popularitas (QS.47:33,2:264)  
4.Sabar dalam kesulitan berdakwah dijalan Allah, yaitu :  
·Sabar dari berpalingnya manusia dari dakwah (71:5-7, 16:127)  
·Sabar terhadap gangguan manusia, baik perbuatan ataupun ucapan (QS.73:10)  
·Sabar terhadap panjangnya perjalanan dakwah(QS.2:214)  
5.Sabar dimedan perang (QS. 8:45-47, 8:65-66)  
6.Sabar dalam pergaulan antara manusia[4:19, 41:34-36]  

Hikmah Cobaan bagi Orang Beriman
   Secara umum kesabaran ditujukan kepada segenap manusia, karena dialah satu-satunya makhluq Allah yang dianugerahi akal dan selalu dibebani ujian serta cobaan. Imam Al-Ghazali berkata, "Sabar merupakan ciri khas manusia dan tidak dipunyai oleh hewan karena kekurangan-kekurangannya, dan tidak pula oleh malaikat karena kesempurnaannya." Secara khusus, yaitu ditujukan kepada orang-orang beriman, karena mereka akan menghadapi tantangan, gangguan, ujian serta cobaan jiwa dan harta benda.
   Adanya cobaan bagi ahli iman merupakan suatu kepastian yang mengandung tujuan dan hikmah, yaitu :
1.Untuk membersihkan barisan mu'minin dari kaum munafik (QS. 3:179, 29:10-11, 22:11). Ujian yang dihadapi para da'i merupakan penegasan dan penyaringan terhadap tingkatan kaum beriman dan menyisihkan yang buruk seperti menyisihkan karat dari besi.  
2.Mendidik kaum beriman dan menjernihkan hati mereka (QS. 3:140-142, 3:154).  
3.Meningkatkan kedudukan orang-orang beriman di sisi Allah. Allah SWT meninggikan derajat mereka, melipatgandakan pahala, paling tidak menghapus dosa-dosa mereka. "Tidaklah seorang muslim karena kesedihan , kesusahan, kepayahan, penyakit dan gangguan dari yang menusuk tubuhnya kecuali dengan itu Allah mengampuni dosa-dosanya. " (HR Bukhari.)  

Rukun Islam


RINCIAN BAHASAN

Makna dan Hakikat Rukun Islam

Islam dibangun di atas lima dasar, yaitu rukun Islam. Ibarat sebuah rumah, rukun Islam merupakan tiang-tiang penyangga bangunan ke-Islaman seseorang. Bukan hanya shalat sebagai tiang agama (Ash-Shalatu 'imaduddin) tapi juga zakat, shaum dan haji adalah tiang-tiang agama. Oleh karena itu semua disebut Arkanul Islam (Tiang-tiang/penyangga Islam). Di dalamnya tercakup hukum-hukum Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. "Sesungguhnya Islam itu dibangun atas lima perkara : bersaksi sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan" (HR. Bukhari dan Muslim). Bagi siapa saja yang telah mengerjakan rukun Islam yang lima belum berarti bahwa ia telah total masuk ke dalam Islam. Ia baru membangun landasan bagi amal-amal yang lain.
Rukun Islam merupakan landasan operasional dari rukun Iman dan bukan operasionalisasi dari rukun Iman. Belum cukup dikatakan beriman hanya dengan mengerjakan rukun Islam tanpa ada upaya untuk menegakkannya.
Selain itu rukun Islam merupakan training center / pusat pelatihan bagi orang mukmin. Sebagaimana halnya training-training pada umumnya, maka keberhasilan suatu training bukan diukur dari apakah training itu telah selesai diikuti dengan baik atau tidak. Melainkan dari sejauh mana hasil yang diperoleh dalam training tersebut mampu menjawab/ menyelesaikan permasalahan konkrit yang dihadapi. Maka dari sinilah dapat kita pahami perbedaan antara "mengerjakan" dengan "menegakkan" rukun Islam. Yang pertama (mengerjakan) kita analogikan sebagai training, sedang yang kedua merupakan aplikasi yang akan menentukan efektivitas training tersebut.

· Syahadah adalah Agreement. Yaitu perjanjian antara seorang muslim dengan Allah SWT (7:172). Dengan menyatakan Laa ilaaha illallah, seorang muslim telah siap untuk bertarung melawan hidup, menghadapi cobaan dan melawan segala bentuk illah di luar Allah. Dengan syahadat seseorang bersedia melaksanakan segala konsekuensi sebagai seorang muslim, termasuk melaksanakan apa-apa yang merupakan kewajibannya. Itulah sebabnya mengapa seseorang tidak wajib mengerjakan shalat, zakat, shaum dan haji, sedang ia bukan seorang muslim, sedangkan ia belum bersyahadat. Karena sebelumnya shalat, zakat, shaum dan haji merupakan suatu training center yang telah dipersiapkan Allah sesuai dengan motivasi, tujuan dan cara hidup seorang muslim. Kelima rukun Islam tersebut masing-masing merupakan suatu paket training dan masing-masing memiliki sasaran pencapaiannya sendiri, berbeda antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing saling melengkapi, membentuk kekuatan dan ketinggian seorang muslim serta kelengkapan bagi Penegakkan Aturan Hidup Islam di atas aturan hidup lain.  
· Shalat adalah training yang bertujuan agar setiap muslim mengetahui, memahami, menguasai dan mengamalkan dalam setiap lintasan hati, pemikiran, ucapan dan tindakannya bahwa setiap sendi kehidupan ini adalah dalam rangka sujud atau beribadah kepada Allah (QS.6 : 162). Karena pengertian ibadah dalam Islam berbeda sekali dengan ibadah dalam agama-agama lain. Ibadah dalam Islam tidak terbatas pada praktek-praktek ibadah khusus/ritual saja, tapi juga mencakup seluruh aktivitas hidup manusia. Apabila tujuan hidup kita adalah mengabdi pada Allah, maka hendaklah kita memandang seluruh fenomena hidup ini sebagai tanggung jawab moral yang berdimensi banyak. Seluruh tindakan kita, bahkan yang tampaknya kecil, harus dilakukan sebagai tindakan pengabdian kepada Allah.  
· Zakat adalah training yang bertujuan agar setiap muslim mengetahui, memahami dan mengamalkan bahwa setiap harta dan rezeki statusnya adalah milik Allah dan setiap muslim berkewajiban untuk menegakkan keadilan sosial. Salah satu kriteria orang yang bertakwa adalah menginfakkan sebagian rizki yang telah Allah berikan (QS.2:2-3). Dan setiap muslim hendaknya sadar bahwa mereka hanya diberi amanah untuk menguasai, tapi kemudian berkewajiban untuk menginfakkannya (QS.57:7). Allah telah mengatur bahwa di dalam harta-harta kita sesungguhnya terdapat hak-hak orang lain (QS.70:24-25). Dengan berzakat sesungguhnya seseorang telah membersihkan hartanya dari sebagian kecil harta yang bukan menjadi haknya (QS.9:103). Kalau kita mempelajari dengan sungguh-sungguh sistem zakat ini, niscaya kita akan sampai pada kesimpulan bahwa dia merupakan konsep dasar tata ekonomi dalam Islam. Penjabaran konsep ini insya Allah merupakan solusi tata ekonomi dunia di masa yang akan datang.  
· Shaum adalah training yang bertujuan untuk membebaskan muslim dari perbudakan kebiasaan, baik secara jasmani maupun rohani. Perbudakan kebiasaan terhadap jasmani manusia dapat dilihat dari pola perilaku makannya. Dengan shaum seorang muslim siap untuk makan kapan saja sesuai dengan yang Allah rizkikan kepadanya. Betapapun laparnya, seorang muslim tidak akan mencuri. Dengan training shaum ini seorang muslim dapat ikut merasakan kesulitan orang kecil yang belum tentu dalam seharinya selalu bertemu dengan nasi. Perbudakan kebiasaan terhadap ruhani terlihat dari kenyataan bahwa sebagian besar manusia lebih banyak memperturutkan hawa nafsu / syahwat daripada ketinggian ruhaninya. Terbukti segala macam bentuk akhlak dan perilaku, baik perkataan maupun perbuatan yang tidak Islami sebenarnya didasari oleh hawa nafsu. Semata-mata mengikuti pikiran dan perasaan bukan didasari oleh petunjuk. Orang yang selalu dibimbing petunjuk, akhlak dan perilakunya tentu mencerminkan ruhani Islam yang tinggi jauh dari perbuatan keji. Dalam shaum, seseoang dilatih untuk tidak berbuat bahkan berkata keji karena akan merusak shaumnya (Hadits :"Banyak orang yang berpuasa, tetapi tidak ada yang ia dapatkan kecuali hanya lapar dan dahaga"). Begitu pula, setelah Ramadhan berlalu apa yang kita latih dalam bulan suci tersebut seharusnya kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  
· Haji adalah training yang bertujuan agar setiap muslim memahami dan mengamalkan persatuan dan persamaan derajat, baik secara fisik maupun spiritual dalam hubungan dengan sesama manusia. Kesatuan dan persamaan derajat secara fisikal yang ingin dicapai oleh training haji dilatihkan pada saat wukuf di Padang Arofah. Tidak ada perbedaan warna, bahasa, bangsa dan kedudukan sosial pada waktu itu. Semua sama di hadapan Allah, semua mengharapkan ampunan dan rahmat-Nya. Mabrur tidaknya haji seseorang diukur dari seberapa jauh seseorang menegakkan nilai-nilai persatuan dan persamaan derajat yang telah dikerjakan dalam training haji ke dalam kehidupan sehari-hari.  

Birrul Walidain


Pengertian Birrul Walidain
Berbuat baik terhadap orang tua (birrul walidain) adalah memberi kebaikan atau berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya (kecuali yang ma'siat) dan mendoa'kannya apabila keduanya telah wafat.
Ibu dan Bapak sebagai orang tua sudah selayaknya mendapatkan kebaikan dan penghormatan dari anaknya. Islam sangat perhatian mengenai masalah ini, sebagaimana sangat jelas ditegaskan dalam firman Allah yang berbunyi:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah, bahkan menyusukan pula selama kurang lebih 2 tahun. Maka dari itu bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku sajalah tempat kamu kembali" (QS.31:15). Juga dapat dilihat dalam surat 4:36
Jelaslah bahwa Birrul Walidain adalah kewajiban setiap anak dalam kerangka ta'at kepada perintah Allah.

Bentuk-bentuk Birrul Walidain
Berbuat baik kepada orang tua dapat dilakukan dalam dua kesempatan:
 
Saat orang tua masih hidup:  
·Mentaati selama bukan maksiat. Hadits Rasulullah: "Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka maksiat kepada Allah".  
Contoh: Kisah Sa'ad bin Abi Waqosh.  
·Bersikap rendah hati dan berbicara lemah lembut (QS.17:23)  
·Memohonkan ampunan baginya kepada Allah (mendoa'kan) (QS.17:24)  
·Membantu dengan harta  
·Memintakan restunya terlebih dahulu atas perbuatan penting yang akn dilakukan.  
Hadits Rasulullah: "Ridho Allah ada dalam Ridho orang tua, Murka Allah juga ada dalam Murkanya orang tua".  
 
Saat orang tua telah wafat:  
·Menyelenggarakan pengurusan jenazahnya seperti: memandikannya, mengkafaninya, menshalatkannya dan menguburkannya,dsb.  
·Senantiasa berdo'a untuk memohonkan ampun atas segala dosanya.  
·Memenuhi segala janjinya semasa hidup yang belum terlaksana seperti: wasiat, hutang piutang, dll.  
·Menghormati teman dan sahabat orang tua semasa keduanya masih hidup.  
Rasulullah Muhammad S.A.W bersabda :  
" Seorang laki-laki dari golongan Anshar mendatangi Rasulullah , lalu bertanya : 'Apakah yang tinggal bagiku untuk dapat berbuat kebaikan terhadap Ibu-Bapakku setelah mereka meninggal ya Rasulullah ? Rasul menjawab : 'Ada 4 macam yang dapat anda lakukan : menshalatkannya, memohonkan ampun segala dosanya, memenuhi janjinya dan juga menghormati teman dan sahabatnya. (HR. Muslim)  
Dari kisah-kisah yang telah lalu banyak peristiwa yang dapat dijadikan tauladan atau i'tibar tentang bagaimana orang-orang yang baik terhadap orang tuanya dan bagaimana pula sebaliknya orang yang durhaka. Tauladan yang baik misalnya kisah-kisah nabi Ibrahim, nabi Ismail, dll. Sebaliknya bagaimana pula akibat buruk yang ditimpakan kepada anak yang durhaka , seperti Abdullah bin Salam, dll.  


 
Powered by Blogger