Syukur secara bahasa adalah berterima kasih. Menurut istilah syukur adalah memberikan pujian kepada yang memberi kenikmatan dengan sesuatu yang telah dibeikan kepada kita berupa perbuatan ma'ruf, dalam pengertian tunduk dan berserah diri kepada-Nya.
Pentingnya Syukur Nikmat
· Syukur adalah wasiat pertama yang disampaikan Allah SWT kepada manusia. Setelah manusia mampu berpikir, Allah memerintahkannya untuk bersyukur kepada-Nya dan kepada kedua orang tuanya [31:14, 2:172, 17:3, 27:19].
· Allah memberikan pujian kepada hamba-Nya yang tidak pernah lalai dalam mensyukuri nikmat-Nya [6:53, 3:145].
· Akan menambah kuatnya iman dan kenkmatan [14:7]
· Allah tidak akan menyiksa orang-orang mukmin yang senantiasa bersyukur [4:147]
· Allah tidak menyukai orang yang mengkufuri nikmat dan mencela orang-orang yang tidak pandai mensyukuri nikmat [2:152, 100:6, 76:3-4]. "Hendaklah tiap orang dari kalian berhati yang bersyukur dan lisan yang selalu mengingat..."(H.R. Turmudzi dan Ibnu Majah). Sesungguhnya Allah ridha kepada seorang hamba yang setiap makan dan minumnya memuji Allah (atas karunia yang diberikan Allah kepadanya).
Cara Bersyukur
1. Syukur yang dilakukan dengan hati (Syukru Qalbiy).
· Yaitu mengakui nikmat-nikmat Allah dan mencintainya. "Mengingat kenikmatan akan berpengaruh (membekas) pada kecintaannya kepada Allah Azza wa Jalla." (H.R. Abu Sulaeman al-Washitiy)
2. Syukur yang dilakukan oleh lisan (Syukru Lisan).
· Yaitu memuji kepada-Nya dan atas anugrah ynag dilimpahkanNya [93:11]. Selain itu mempunyai kesadaran untuk menyatakan bahwa nikmat itu datang hanya dari sisi Allah [16:53]
3. Syukur yang dilakukan oleh anggota badan (Syukru Jawarih),
· Yaitu dengan menggunakan anggota tubuh/melakukan aktivitas dalam rangka tunduk kepada-Nya yang ditujukan hanya untuk memperoleh keridhaan-Nya. Juga dengan meninggalkan segala bentuk kemaksiatan serta mempersembahkan dan menundukkan kenikmatan yang dilimpahkan Allah untuk menaati-Nya dan memperoleh keridhaan-Nya
Bersyukur kepada Allah harus tercermin dalam hati, lisan dan anggota tubuh, karena dengan hati itulah kita merasakan, mengetahui, menyambut dan membicarakan nikmat-nikmat Allah.
Nikmat bisa berubah menjadi Naqmah (siksaan)
Nikmat bisa menjadi naqmah karena berbagai perkara, antara lain:
1. Jika kita melakukan kemaksiatan dan berbuat dosa, yaitu membalas nikmat Allah dengan hal-hal yang dimurkai-Nya [30:41, 4:39].
2. "Seorang hamba pada hari kiamat tiada melangkahkan kedua kakinya, sehingga ditanyakan kepadanya empat perkara, yaitu tentang umurnya dihabiskannya untuk apa, tentang ilmunya diamalkan untuk apa, tentang hartanya darimana diperolehnya dan untuk kepentingan apa dihabiskan, serta masa muda dihabiskan untuk apa." (H.R. Tarmudzi).
3. Meyakini bahwa anugrah yang dimilikinya bukan dari Allah tapi atas usahanya sendiri atau dari selain Allah [28:78, 16:53-54,84].
4. Sikap sombong, merasa diri lebih mampu dari orang lain sehingga ia mnecela orang lain dan membangga-banggakan apa yang di milikinya baik harta, sawah ladang, ilmu, atau kedudukan [104:1-3]
5. Tidakmenunaikan hak-hak Allah.
6. Bila kita memiliki ilmu walaupun sedikit, hendaklah tetap kita ajarkan kepada orang lain. Bila kita mempunyai harta walaupun sedikit, hendaknya kita infakkan, karena dalam harta itu ada hak-hak orang lain [70:24-25]
Rabu, 02 Februari 2011
Makna Syukur Nikmat
06.35
Inspirasi Hati
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Syukron. mdh2n kita termasuk orang2 yg pandai bersyukur kepada Allah SWT. Mohon izin untuk meng-copy
aamiin... tafadhol akhi...
Posting Komentar